Khazanah Dakwah Islam: Hz.Sulaiman Hilmi Tunahan Memilih
Kebenaran daripada Kehidupannya
Khazanah dakwah Islam sebenarnya telah lama mengalir tanpa halangan karena Indonesia sanagat terbuka dengan berbagai macam kepercayaan, budaya, paham, bahkan agama yang cukup berwarna sehingga nuansa plural pun tak bisa di pungkiri. Usaha yang dilakukan Sulaiman Hilmi Tunahan (sebagai ulama Turki) mendakwakan Islam mulai dari Turki menyebar ke Eropa khususnya Jerrman, Belanda, Austria dll. Itu semua karena murid-murid dari Sulaman Hilmi yang telah belajar kepada beliau terus melakukan dakwah tidak hanya di Turki akan tetapi di tugaskan untuk berdakwah keluar Turki. Dan inilah yang menjadikan murid-murid Sulaiman Hilmi berada di hampir seluruh dunia hingga saat ini. Bagaimankah hal tersebut bisa terjadi sungguh sebuah Kharamah yang luar biasa? Untuk mengetahui hal tersebut, Imam Hidayat dari Jurusan Ilmu Agama Islam berbincang-bincang dengan Ferhat Bas (Pengasuh Pondok Pesantren Sulaimaniyah, UICCI, Jakarta). Berikut petikannya.
Apakah
yang menjadi esensi atau inti dari dakwah yang ingin disampaikan oleh Ustadz
Farhat?
Pertama
tentu yang kedatangan kami ke Indonesia tentu dalam tujuan dakwah Islamiyah khususnya
apa yang kita pelajari di pesantren-persantren selama kita tinggal di Turki.
Jadi apa yang ingin kita lakukan itu adalah mengajarkan akhlak al-karimah yakni
akhlak Rasulullah saw. kepada masyarakat muslim Indonesia khususnya kepada
generasi baru Islam untuk mencetak generasi berilmu dan bertaqwa.
Berangkat dari situlah saya ingin mengetahui beberapa hal, selama
ini sudah banyak orang yang mengenal Sulaiman Hilmi Tunahan khususnya di Turki
bahwa beliau sebagai ulama dan mursyid yang memiliki banyak murid dan pengaruh
di dunia keislaman. Menurut Ustadz Farhat sebagai salah satu murid yang sedang
berhidzmat/berdakwah di Indonesia, apa sajakah hal-hal yang patut diambil
sebagai teladan dari beliau dan patut mendapat apresiasi?
Sulaiman
Hilmi Tunahan beliau adalah seorang ulama bersar yang terkemuka di Turki,
dimana beliau berusaha keras untuk mengajarkan Islam di Turki, dimana pada zamannya itu memang dilarang pengajaran atau
pendidikan agama di Turki dilarang karena Turki baru saja keluar dari perang
dan sudah di sekulerkan. Dalam keadaan yang susah payah beliau berusaha mengajarkan
akhlak al-karimah dan pendidikan keagamaan kepada masyarakat muslim walaupun
secara pemerintahan tidak boleh atau dilarang pendidikan agama Islam di Turki,
beliau boleh dikatakan mengalami tantangan yang luar biasa sebagaiman
Rasulullah saw. pada zamannya sudah mengalami tantangan yang sangat besar dalam
menegakan agama Islam, maka itu kami percaya Sulaiman Hilmi Tunahan sebagai
da’i yakni seorang ahli dakwah yang mendapat tantangan luar biasa dan beliau
tidak pernah patah semangat dan beliau itu tidak pernah mengkomersilkan
pendidikan agama itu. Melainkan beliau yang membantu kepada mereka yang mau
belajar agama Islam dia mengambil dari uangnya sendiri, uang keluarganya. Maka
itu sebagai contoh suriteladan buat kita beliau patut perlu kita contoh apa
yang kita lihat dalam dakwah Islamiyah yang beliau lakukan selama beliau hidup.
Maka itu dakwah yang mulai dari nol dari satu sekarang lahir ribuan pesantren yang
tersebar di seluruh dunia, itu salah satu dihasilkan selama beliau hidup untuk
dakwah Islam.
Apakah ada gambaran sebelumnya (dakwah beliau sampai ke Indonesia)!
Yang pernah disampaikan oleh Sulaiman Hilmi Tunahan yang memang pada awalnya
beliau dakwah di Turki, lalu ke Eropa, Afrika, dan sekarang nyatannya sekarang ada
di Indonesia?
Dalam
kehidupan beliau adalah seorang ulama yang memiliki pandangan yang sangat luar
biasa melihat perkembangan zaman, bukan hanya di Turki, di Eropa, di Afrika, di
Asia, bahkan dimanapun. Beliau memang memiliki tujuan yang sangat luar biasa
itu beliau ingin meng-irsyad-kan umat manusia dimanapun mereka berada,
dan beliau pernah menyampaikan bahwa:
“Akan ada waktu dimana murid-muridku dari Singapore, dari Indonesia”. Beliau bermimpi bahwa akan ada
santri-santri yang akan datang dan belajar di pesantren-pesantren yang nantinya
menjadi murid-murid beliau, maka dari itu kita menganggap bahwa itu adalah
salah satu kharamah yang sudah beliau tunjukan kepada murid-muridnya sekaligus
memberikan pandangan dan harapan bahwa kita harus memiliki pesantren bukan
hanya di Turki melainkan di seluruh dunia termasuk di Indonesia, Singapore, dan
Eropa seperti itu, dan itu sudah tebukti dengan ratusan negara yang merupakan
cabang-cabang kita disana.
Sebagai murid Sulaiman Hilmi Tunahan yang memang belajar Agama
Islam di Turki yang secara pemerintahan Sekuler bagaimana perasaan Ustadz
Farhat, ketika bisa berdakwah di Indonesia. Apakah ada hal-hal yang mendorong Ustadz
Farhat untuk datang ke Indonesia dan tentunya berdakwah disini ?
Apa
yang kita pelajari di Turki itu ya pada awalnya memang, secara pemerintahan
sekuler kami merasakan kesulitan karena agak tersembunyi namun, dengan
perubahan waktu pesantren-pesantren kita merupan pesantren yang legal dan diterima
oleh masyarakat, maka dari itu tantangan itu pun sudah hilang dengan
sendirinya. Sehingga kondisi dan fasilitas yang kami peroleh di pesantren kita
di Turki sangat luar biasa, dan artinya setiap santri berharap dan memiliki
harapan bahwa semua bisa belajar disitu, maka itu saya merasa bangga dan
sekaligus beruntung bisa belajar di pesantren tersebut di Turki. Dan kedatangan
kami kesinipun bukan karena saya ingin atau memiliki keinginan mengajar di
Indonesia, melainkan apa yang kita pelajari di pesantren sebelumnya harus kita
ajarkan dan membuka pesantren-pesantren. Karena ini adalah sebuah organisasi
Internasional, dan ini adalah tugas saya di Indonesia. Dengan tugas itu saya mengaggap bahwa menjadikan
suatu hikmah dan pandangan hidup saya selamanya untuk berdakwah di indonesia
seperti itu.
Bagaiman perasaan Ustadz farhat, apakah ada suasana yang berbeda
ketika Ustadz Farhat belajar di Turki dan mengajarkannya di Indonesia?
Apa
yang saya pelajari di Turki dan apa yang saya ajarkan di Indonesia, tidak jauh
beda karena sama-sama orang muslim dan memang sama ramah tamah, dan juga
memiliki semngat yang sama untuk belajar, maka dari itu saya tidak begitu
mendapat tantangan kecuali bahasanya yang berbeda. Namun itupun karena kami
pelajari maka tidak muncul tantangan yang berarti buat kami. Dan kami merasa
beruntung bisa mengajar di Indonesia, kaerna santri kita di Indonesia mereka
memiliki kualitas dan semangat yang sanagt luar biasa. Itulah keunggulan
Indonesia menurut saya.
Disamping sebagai seorang ulama Hz. Ustadz juga dikenal sebagai
Mursyid tharikat Naqsabandi. Yang juga dalam tharikat ini mengajarkan nilai
keislaman dan akhlak Rasulullah. Dalam posisi beliau sebagai mursyid apa
sebenarnya yang ingin beliau perjuangkan?
Kalua
dilihat perbedaan dari segi tharikat atau apa yang diperjuangkan oleh beliau,
sebenarnya beliau bukan memperjuangkan tharikat itu tapi beliau memperjuangkan
cara pandang kehidupan yang sesuai dengan hakikat Islam. Maka dari itu
kedatangna kami disini itu adalah mencerdaskan bangsa mencerdaskan masyarakat
muslim diseluruh dunia, bagaimana caranya? Ya, tharikat itu adalah salah satu
cara untuk menjaga atau membuat kualitas masyarakat muslim itu jauh lebih baik.
Jadi thariakat itu hanyalah perantara atau sebuah wasilah yang kita pakai untuk
membuat santri kita menjadi lebih, berakhlak, dan juag lebih bertanggungjawab
seperti itu. Jadi dari segi tharikat tidak ada perbedaan karena kalau kita
ketahui dasar-dasar hakikatnya itu adalah satu yang baik.
Jadi sebagaiman yang tadi telah disampaikan bahwa Tharikat itu
sebagai alat?
Tharikat
itu bukan tujuan utama tetapi, itu adalah sebuah wasilah untuk membuat murid
kita bertanggung jawab, murid kita berakhlak al-karimah.
Jika melihat konteks Keindonesiaan dakwah ini atau yang di gagas
oleh Sulaiman Hilmi Tunahan ini akan di arahkan kemana, karena di Indonesia
sendiri sudah banyak Organisasi atau Pesantren yang juga berdakwah dan
memperjuangkan Islam, dan apa pendapat Ustadz Farhat sendiri?
Maksudnya
di Indonesia sudah banyak pesantren kenapa buat pesantren lagi. Ini adalah
khazanah Islam jadi boleh saja organisasi muslim Indonesia yang berdakwah di
Turki dan boleh saja organisasi muslim Turki yang berdakwah di Indonesia
ataupun dimanalah. Karena ini adalah kekayaan Islam, Khazanah Islam, Peradaban
Islam kita, maka itu bukan memiliki kekhususan tersendiri melainkan ini adalah
kualitas. Kita ketahuai Ihtilaf al-Ummati ar-Rahmah. Dan itu adalah
sebuah rahmat yang luas dalam konteks ini memang menurut kami, kami memiliki
keunggulan-keunggulan. Seperti, lulusan kita (1) mereka sudah hafidz al-Quran
dimana mereka sudah bisa menghafal al-Quran dalam waktu yang cukup singkat. Dan
rata di Indonesia memang tidak bisa seperti apa yang ada disini yakni sampai
pada peringkat tersebut dan ini adalah kualitas dan kekhususan kami. (2) Kita
pun sudah mendapat pengakuan dari berbagai pihak dari berbagai pesantren bahwa
santri pada umumnya santri setelah mereka lulus mereka belum tentu mau uantuk
menjadi Ustadz, mereka belum tentu mau berdakwah, sementara hasil usaha kami
santri kami itu hampir 80%, 90% semuanya itu adalah mau menjadi ahli dakwa, mau
jadi Ustadz, dan itu menunjukan bahwa ini adalah pabrik Ustadz. Boleh kita
katakan seperti itu.
Apa sebenarnya yang menjadi paradigma dasar mendakwahkan Islam di
Indonesia padahal di Indonesia sendiri sudah banyak pesantren-pesantren juga
organisasi masa yang juga memperjuangkan dakwah Islam?
Apa
yang kami berikan kepada para santri itu memang sudah sesuai dengan apa yang
ada Indonesia. Yang sesuai dengan Kementrian Agama Indonesia khususnya. Maka
dari itu kami merasa sudah tepat, sehingga kami pun diterima dengan baik oleh
kalangan masyarakat muslim di Indonesia. Kami tidak memandang mau itu
organisasi Muhammadiyah, mau NU atau organisasi Islam yang lainnya. Karena
menurut kami itu apa yang sesuai dengan pemerintahan Indonesia yaitu melalui
Kementrian Agama Indonesia. Waktu itu kami langsung mengadakan kerjasama dengan
mereka dan merekapun sudah melihat dan mengecek kebenaran kami, maka dari itu,
baik dari segi paham, madzahab Ustadz disini walaupun awalnya bermadzhab Hanafi
namun dengan kedatangan Ustadz kita yang memang orang Indonesia otomatis dengan
sendirinya Ustadz-ustadznya sudah bermadzhab Syafi’i. Maka dari itu saya kira
dari segi berbedaan pandangan, paham, Alhamdulillah kami tidak memiliki
perbedaan yang manjadi masalah.
Dan apa sebenarnya yang menjadi hambatan dan peluang hidzmat/dakwah
ini di Indonesia serta apa yang seharusnya dilakukan kedepannya?
Hambatan
tentu pernah terjadi, pertama karena kami orang asing jadi, kami dikira mau
mengajarkan paham-paham yang radikal atau apapun. Apalagi kita menberikan
beasiswa ke Turki maka mereka menganggap juga anak-anak yang kami kirim itu
akan menjadi teroris, Ahamdulillah sejalan dengan telah lulusnya 50 orang sudah
menyelesaikan belajarnya di Turki dimana mereka tidak pernah berurusan dengan
terorisme. Ini menjadi bukti kuat bahwa tujuan kita tujuan memciptakan murid
yang baik dan berakhlak al-karimah dan berkualitas. Pastinya hambatan 8 tahun
yang lalu telah terselesaikan dan kemungkinan akan berjalan lebih baik
kedepannya. Akan tetapi hambatan mengenai dana, karena dimana ketika permintaan
masyarakat sangat tinggi dan banyak sekali yang cukup bersemangat untuk belajar
tetapi dana kami sangat kurang. Karena itu kami berharap masyarakat Indonesia
yang mampu, mau membayarkan zakat infaq dan shadaqahnya kepada kami. Jadi
sebenarnya hambatan ketika banyak yang ingin belajar tetapi mereka tidak diterima
bukan merupak masalah yang sebenarnya, yang sebenarnya menjadi masalah adalah
sudah tidak cukup kuotanya.
Sebagai penutup sebenarnya nilai apa yang menjadi tujuan dan selalu
menjadi semangat khususnya Ustadz Farhat untuk terus berdakwah melanjutkan
perjuangan Sulaiman Hilmi Tunahan. Mungkin kalau saya coba simpulkan apa sebenarnya
visi misi dari Ustadz Farhat Sendiri begitu?
Saya
datang ke Indonesia karena ditugaskan jadi Visi dan Misi saya sesuai sengan
organisasi selama 8 tahun bertugas disini apa yang menjadi motto kami itu
adalah kami ingin membentuk generasi penghafal Al-Quran. Dan sekarang yang saya
ingin bahwa apa yang telah saya ajarkan kepada murid-murid yang dahulu atau
awal-awal saya bisa melihat dan mengkordinasikan sehingga dakwah yang ada saat
ini makin berkembang.
Wawancara Bersama Ustadz Farhat Bas