Kepada
Yth.
Pemimpin Indonesia Bung Karno
Di tempat
Bangsa Indonesia di muka bumi, dari abad ke abad, dari era ke era,
serta dari periode ke periode kehidupannya, telah ratusan kali –entah berapa
persisnya-- memperingati kelahiran Bung Karno, yang mereka junjung tinggi dan
mereka dekap intim dalam hati karena kemuliaannya.
Setiap masyarakat bangsa Indonesia, setiap kelompok, serta setiap
orang mengagung-agungkanmu ratusan ribu
kali. Bung Karno tidak menjadi lapuk oleh panas hujan segala zaman hingga
reformasi. Bung Karno dipelihara namanya
di zaman orang bertani, serta di zaman modern ketika kekuatan alat informasi
dan komunikasi dijadikan “dewa”.
Tak Ada Matinya
Bung Karno senantiasa hadir kembali, senantiasa lahir dan lahir
kembali: memunculkan dirinya dalam setiap konteks pemikiran, manifestasi
peradaban dan kebudayaan, serta dalam setiap produk dan ungkapan kemajuan.
Bung Karno tidak pernah mati, kecuali darah daging dan tulang
belulangnya yang telah menunggal dengan tanah. Bung Karno yang abadi, yang mengabadi, atau yang menjadi keabadian,
dan hari demi hari melintasi di kehidupan kita.
Ah, Bung Karno, Bung Karno. Betapa kami mencintaimu. Betapa hidupmu
bertaburan emas permata kemilauan, sehingga luapan cinta kami tak bisa
dibendung oleh apa pun.
Aku sangat berterimakasih, sekali
Negeri Ini Milik Kita Bersama; Surat Kepada Bung Karno