2 Juli 2013

Puisi Bulan Juni





--Tahun 2010
Suasana kampus bagi mahasiswa baru
Tak hanya aku begitu juga yang lain dariku
Latar belakang yang berbeda sungguh seperti Jogja –Istimewa
Menuntut ilmu di kampus ibu kota – Jakarta
               
Mungkin aku salah satu dari ribuan mahasiswa yang jumpa keglobalan
            Suka mencari informasi, ilmu pengetahuan dan jaringan sebagai jalan
            Tak jarang berdialog, debat di forum diskusi yang ku jajal
            Ini bukan sifat yang takut gagal atau terganjal

Di kampus jumpa bapak/ibu dosen hal ini sering berujung Tanya
Pulang jumpa kawan, baca buku itu pencerhnya
Lain halnya dengan teman selainku, mereka ngaji dan berorganisasi
Sempat terpikir olehku jadi aktivis, tapi aku mengurungkan diri
               
Waktu itu yang aku pertimbangkan, aku ini tak ingin jadi polotisi atau tukang aksi
             Tapi aku ini inginmen jadi intelktual, cendekiawan yang pun a ide dan kreasi
             Maka setelah itu aku pun lebih sering bergelut dengan ide-ide
             Membaca buku para tokoh yang memiliki macam-macam “isme”

Dari petualangan panjang musik yang cocok di telinga pun datang
Ini bukan masalah kita namun ini tentang bangsa yang semoga terkenang
“Ahmad Wahib” sang pemilik ide yang meninggal di kala muda
Lewat catatan hariannya menggolakan jiwa aku mengenal dia
               
Inilah malam puncak Sayembara Ahmad Wahib juga musik penghiburnya
            Hampir semua musik dan lagu menginspirasiku tapi ada satu yang cukup mengena
            Mendai Indonesia itu Judulnya mahakarya efek rumah kaca itu, membuat pilu
            Ini lirik favoritku “ada yang tumbuh iri dengkimu, cinta pergi kemana?” itu

Lagu ini sering ku dengar di HP dan Laptopku semacam itu
Tak jarang aku purat di internet dengan semau ku
Kesibukan ku masih seperti biasa selalu bermimpi untuk menjadi besar
Lagi pula teman-teman ku sudah mafhum dan tahu benar
               
Lewat internet aku aku berdiskusi dan menumpahkan keisengan, dan ku kenal dia
            Seseorang yang ku kenal tanpa sengaja, ada satu kata yang membuatku tak lupa
            Informasi tentangnya hilang sirna bersama laptop yang rusak dan padam
            Dan aku tetap bersama seperti biasa, berdiskusi dengan tokoh number one.

Di bulan juni, aku jumpa dengan dia luar biasa orangnya bercerita soal agama dan asmara
Mungkin karena aku sudah peristiwa di ceritannya jadi aku paham benar tentangnya
Pengalamannya terkadang ada yang menjadi tawa dalam hati, untuk menjaga hatinya
Jika aku mau menanggapi lebih jauh mingkin, nanti menjadi kuliah akhirnya
               
Pikiran ku tetap satu lebih baik dia menemukan Islam dan cinta dalam kehidupannya
            Bisa melalu bacaan, tulisan bahkan petualangan, aku yakin ketika melihatnya
            Cerita ini belum  usai seperti halnya para petani yang menanam padi
            Lalu pulang dan jalan di pematang sawah yang kadang mudah lalu membebani.

Darimu aku jadi tau dan paham mungkin memang hal yang seperti itu tidak hanya ada di Jakarta saja,  sudah saatnya, aku dan kawan-kawan lainnya menjelaskan Islam Jalan Tengah, Islam Moderat, Islam yang lemah lembut.
Sampai jumpa kembali, []

0 komentar: